top of page

A Diary Of Hee Ah Lee



Judul : A Diary Of Hee Ah Lee Pengarang : Hee Ah Lee Penerbit : PT Elex Media Komputindo Editor : Ko Jung Wook Tempat : Jakarta Halaman : 190 halaman Cover buku ini bergambar sang pianist yaitu Hee Ah Lee dan pianonya, dengan warna putih sebagai latar belakang dan tertera judul “Diary” yang membuat saya langsung tertarik untuk membacanya. A Four Fingered Pianist : A Diary Of Hee Ah Lee adalah kisah kehidupan seorang gadis di negara Korea Selatan. Kehidupan Hee Ah memang menarik untuk ditulis kemudian dibaca oleh banyak orang, bagaimana tidak? gadis kelahiran 9 Juli 1985 di Pusan, Korea Selatan ini sukses menjadi seorang pianis handal hanya dengan menggunakan empat jemarinya. Ya, Hee Ah dilahirkan dalam kondisi fisik yang tidak sempurna. Tangan dan kakinya mengalami pertumbuhan yang tidak normal. Bentuk tangan dan kakinya serupa capit kepiting. Jadi, jumlah jarinya hanya berjumlah delapan, empat jari tangan dan empat jari kaki. Oleh karena itu, kelainan yang disandangya ini populer dengan istilah lobster claw syndrome (sindrom capit lobster), yakni kelainan bentuk yang langka dari tangan atau kaki, saat bagian tengahnya tidak ada, dan terdapat celah di tempat metakarpal jari seharusnya berada. Belahan ini menyebabkan tangan/kaki memiliki penampilan seperti capit pada kepiting/lobster.

Hee Ah berasal dari sebuah keluarga sederhana dengan ayah seorang tentara veteran yang sakit dan selalu di kursi roda dan ibu seorang perawat di sebuah rumah sakit namun tak luput juga dari sakit yang mendera. Sebuah kisah yang sangat menyentuh naluri, dimana kondisi fisik Hee Ah yang hanya memiliki empat jari tangan dan kaki yang sebatas lutut dan digunakan sebagai telapak untuk berjalan, namun dengan semua kondisi itu Hee Ah selalu tersenyum ceria. Kekuatan cinta yang besar yang dimiliki keluarga Hee Ah yang menjadikan mereka saling mengasihi dengan tulus agar bisa menjalani hidup lebih baik. Walaupun Hee Ah memiliki keterbatasan fisik, namun ia mampu memberikan inspirasi bagi para penyandang disabilitas lainnya untuk mengubah cara berpikir pesimis menjadi optimis, optimis akan masa depan yang masih bisa diraih jika kita tegar, punya impian dan ada kemauan untuk berusaha sekuat tenaga. Keterbatasan fisik Hee Ah tidak menjadikannya malas, sebaliknya ia lebih semangat dan giat berusaha untuk mengejar mimpi dan cita-citanya. Awalnya bermain piano adalah terapi bagi Hee Ah yang dimaksudkan untuk melatih otot-otot motoriknya, namun dengan ketekunannya berlatih piano ia bisa memainkan karya-karya sulit seperti fantasie impromptu karya Frederic Chopin. Selanjutnya, buku ini menceritakan perjalanan karier Hee Ah sebagai pianis berjari empat yang penuh suka dan duka. Kesuksesan Hee Ah saat ini bukannya dengan mudah diraih, namun melalui perjuangan yang panjang serta perlu ketegaran, ulet, pantang menyerah, dan tak lupa selalu berserah diri pada yang kuasa. Semboyan Hee Ah yang sangat saya kagumi adalah “Berusaha melakukan yang terbaik sampai akhir”. Doa yang tulus kepada Tuhan, akhirnya kepasrahan dengan kondisi keterbatasan fisiknya membuat Hee Ah bisa menerima kondisi dirinya, bahkan ia memberikan semangat dan motivasi banyak orang di dunia, terutama kita yang dikaruniai fisik dan mental normal. Buku ini dilengkapi dengan foto-foto dan ilustrasi sehingga sangat menarik untuk di baca, kisah yang ditulis dalam buku ini dikemas dengan bahasa yang sangat ringan seperti halnya membaca sebuah diary, sehingga buku ini bisa dinikmati segala lapisan usia dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun entah karena bahannya yang terbatas atau alasan lain, di beberapa bagian terdapat pengulangan-pengulangan kejadian sehingga membuat pembaca sedikit bosan. Terlepas dari itu, kisah yang termuat di dalamnya sangat mengharukan dan menginspirasi. Kisah-kisahnya juga mengetuk kesadaran kita untuk tidak lupa bersyukur atas semua karunia yang diberikan Tuhan. Seperti kata Mary Dunbar yang tulisannya dipetik dalam buku ini, bahwa “setiap manusia diberi anugerah dalam cara yang unik dan penting, menemukan cahaya istimewa kita masing-masing adalah hak eksklusif dan petualangan yang harus kita jalani”. Jadi, kesimpulannya buku ini sangat bermanfaat dan saya sangat merekomendasikan untuk memilki dan membacanya.

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page