Sejarah Feminisme
Feminisme perlu di bedakan dari masculine dan feminine sebagai aspek perbedaan psikologi kutural ), serta male dan female ( sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat ilmiah).
Secara etimologi Feminisme di ambil dari akar kata Femme (wanita) dan isme (faham atau ideologi) merupakan sebuah ideologi yang bertujuan untuk keseimbangan gender. Dalam pengertian luas feminisme adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan yang menempatkan laki-laki sebagai figur otoritas (patriarki), baik dalam politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya. Banyak stereotype yang berkembang di masyarakat mengenai pengertian gender itu sendiri. Ada yang mengartikannya sebagai perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dan ada pula yang beranggapan bahwa gender adalah kecenderungan hubungan seksual seorang laki-laki atau perempuan.
Jadi disiniah perbedaan diantara ketiganya : Seks : Perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki secara anatomi Orientasi Seksual : kecenderungan seseorang untuk melakukan hubungan seksual
Heteroseksual : ketertarikan untuk berhubungan seksual dengan lawan jenis
Homoseksual : ketertarikan untuk berhubungan seksual dengan sesama jenis
Biseksual : ketertarikan untuk berhubungan seksual dengan lawan jenis dan sesama jenis
Aseksual : tidak memiiki ktertarikan untuk berhubungan seksual
Gender : Pengklasifikasian peran antara perempuan dan laki-laki yang di bangun oleh masyarakat ( konstruksi sosial )
Keseimbangan gender adalah menyejajarkan posisi maskulin dan feminin dalam konteks satu budaya tertentu. Hal ini dikarenakan, dalam satu budaya tertentu feminine sering dianggaap inferior, tidak mandiri dan dianggap hanya sebagai subjek. Untuk itu feminisme bisa juga dikatakan sebagai gerakan untuk memperjuangkan kaum perempuan menjadi mandiri. Tiga Gelombang Besar Feminisme
Di dalam sejarah dan perkembangan teori feminisme, dalam rangka untuk memudahkan pemetaan teori-teori feminisme, terdapat tiga gelombang besar kelompok feminisme. Ketiga gelombang besar teori feminisme ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang mengikuti sejarah perkembangan pemikiran manusia. · Gelombang Pertama Feminisme Feminisme awal di mulai dengan pergerakan-pergerakan feminisme yang berkaitan dengan terjadinya Revolusi Perancis ( 1789 ). Pada abad ke-18 sistem kemasyarakatan di Eropa adalah sistem feodal dengan cirinya yang umum, yakni sistem kerajaan. Raja dan keturunan raja atau bangsawan, serta para pangeran, memiliki sebagian besar tanah yang ada. Sementara itu, masyarakat yang pada umumnya petani bekerja pada tanah-tanah yang dimonopoli oleh kelas-kelas feodal tersebut. Namun tercatat dalam sejarah pada saat itu sebanyak 6000 perempuan-perempuan kelas menengah bawah yang bekerja sebagai tukang cuci, penjahit baju, pekerja domestik, dan sebagainya berdemonstrasi pada bulan oktober 1789, saat anggota dewan terhormat parlemen membahas rencana Konstitusi Perancis yang baru. Para perempuan berbondong-bondong mendatangi Balai Kota menuntut turunnya harga roti. Tidak lama berselang, saat industrialisasi berkembang di Eropa lahirlah kelas-kelas sosial baru . pada zaman ini segala kemungkinan yang berkaitan dengan semangat, penemuan dan ide-ide pembaharuan terbuka lebar termasuk di dalamnya diskusi-diskusi soal kebebasan. Di Inggris, Mary Wollstonecraft (1759-1797), membuka sekolah khusus untuk prempuan di Newington Green, London bagian utara. · Gelombang Kedua Feminisme Tokoh yang ternama dikenal dalam teori feminisme eksistensialisme adalah Simone de Beauvoir. De Beauvoir melihat persoalan penindasan perempuan dimulai dengan adanya beban reproduksi di tubuh perempuan. Menurutnya, orang menganggap perempuan hanya Tota mulier in utero “perempuan adalah kandungan” pernyataan ini membedakan dengan jelas antara laki-laki dan perempuan. Mulai dari penjelasan data biologis, Simone de Beauvoir mencoba menjelaskan bagaimana sulitnya bai perempuan untuk tetap menjadi dirinya sendiri, bagaimana kemudian ia menjadi apa yang disebut sebagai “yang lain” ( the other ). Persoalan the other ini dimulai ketika perempuan mulai mempercayai bahwa ia mahluk yang perlu dilindungi karena “kelemahan”tubuhnya. Ia mulai berpikir bahwa ia tidak dapat hidup tanpa seorang laki-laki. Apalagi bila ia yakin bahwa ia adalahbagian dari laki-laki (diciptakan dari tulang rusuk laki-laki). Oleh sebab itu, ia di definisikan berdasarkan pendapat laki-laki dan bukan sebaliknya. Ia mencari referensi kepada laki-laki dan ia mencari restu dari laki-laki. Laki-laki disini jelas disini menjadi subyek, ia absolut sedangkan perempuan adalah obyek atau “ yang lain” (the other). · Gelombang Ketiga Feminisme Wacana gelombang ketiga feminisme sangat dipengaruhi oleh pemikiran postmodernisme. Postmodernisme memfokuskan diri pada wacana alternatif, melihat kembali apa yang telah dibuang, dilupakan dianggap irasional, tidak penting, terepresi, tradisonal, ditolak, dimarjinalkandan disunyikan semua ini yang tidak pernah diperhatikan modernisme. Kesimpulan : Jadi, feminisme awal dimulai sejak tahun 1800an yang merupakan representasi gelombang feminisme pertama. Ini merupakan landasan awal dari pergerakan-pergerakan perempuan yang keihatannya lebih menyibukkan diri sebagai aktivis pergerakan perempuan. Kemudian pada gelombang kedua, tepatnya pada awal 1960an ada kegairahan dari mereka untuk mempertanyakkan dari representasi gambaran perempuan dan segala sesuatu yagn feminin. Pada gelombang ini muncul refleksi tentang persoalan-persoalan perempuan, dan sebagai turunannya lahir teori-teori yang menyusun mengenai kesetaraan perempuan. Sementara itu pada gelombang ketiga teori-teori yang muncul bersinggungan dengan pemikiran-pemikiran teori kontemporer, dan dari sana kemudia lahir teori-teori feminisme yang lebih plural. Misalnya feminisme postmodernisme, postkolonialisme, multikultural dan global. Perubahan feminisme dari waktu ke waktu maupun kemajukan feminisme bukanlah merupakan sebuah kelemahan. Perubahan dalam tujuan-tujuan feminisme merupakan bukti bahwa feminisme dapat beradaptasi terhadap kebutuhan perempuan sesuai dengan tuntutan zaman yang dihadapi perempuan. ref : Hasil Kajian dari Bidang Pengembangan Perembuan LISUMA Gunadarma Pembicara : Andi M. Pratiwi