top of page

Ada apa dengan program TV Indonesia



Depok, Lisuma - Senin, 21 Maret 2016 Lisuma Gunadarma Mengadakan Diskusi Umum yang mengangkat Tema Ada apa dengan Perfilman Indonesia. Diskusi kali ini di pimpin oleh Yudhan G Hamid Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Al-Azhar. Dalam diskusi ini Peserta menyimak materi yang dipaparkan oleh sdr Yudhan, bagi kalian yang tidak ikut Diskusi bisa kalian Simak Resume dari kajian ini. Ada apa dengan Perfilman Indonesia yuk simak dibawah ini: Basic Concept

  • Media adalah sebuah agen dan tempat pertarungan wacana dan ideologi berlangsung” –Turner

Jika dilihat dari perspektif politik : • Hubungan media dan politik sebagai simbiosis mutualisme. • “siapa yang memanfaatkan?” dan “siapa yang di manfaatkan?” • “not what to think, but what to think about • Media massa menempatkan komunikator politik dalam kategori full timer pekerjaannya. • Mempertajam dan mengatur perilaku mereka yang di harapkan ke suatu budaya politik yang ada di sekitar mereka. • Normative commitment


Fungsi Sosial dari Media : • Sebagai Pengawasan Sosial • Sebagai Interpretasi • Sebagai Transmisi Nilai • Sebagai Hiburan Siaran TV Indonesia, Apa Kabar? • UU No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman : Bab II tentang Dasar , Arah dan Tujuan Penyelenggaraan Perfilman. • Bab II Pasal II UU No. 8 Tahun 1992 : “Penyelenggaraan Perfilman di Indonesia di laksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. • Bab III Pasal 3 UU No. 8 Tahun 1992 : “Sesuai dengan Dasar Penyelenggaraan sebagaimana di maksudkan dalam Pasal 2, Perfilman Indonesia di arahkan kepada : a. Pelestarian dan Pengembangan Nilai Budaya Bangsa b. Pembangunan Watak dan Kepribadian Bangsa serta Peningkatan Harkat dan Martabat Manusia c. Pembinaan Persatuan dan Kesatuan Bangsa d. Peningkatan Kecerdasan Bangsa e. Pengembangan Potensi Kreatif di Bidang Perfilman f. Keserasian dan Keseimbangan di antara berbagai kegiatan dan Jenis Usaha Perfilman g. Terpeliharanya Ketertiban Umum dan Rasa Kesusilaan h. Penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma–norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan tetap berpedoman pada asas usaha bersama dan kekeluargaan, asas adil dan merata, asas perikehidupan dalam keseimbangan dan asas kepercayaan pada diri masing–masing. • Bab II Pasal 4 UU No, 8 Tahun 1992, “Perfilman di Indonesia di laksanakan dalam rangka memelihara dan mengembangkan budaya bangsa dengan tujuan menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional”. Dari hasil diskusi tersebut para peserta menyimpulkan Kritikan dan Harapan untuk Perfilman di Indonesia, berikut hasil diskusi yang dilaksanakan oleh Lisuma Gunadarma: KRITIK :

  • Perfilman di Indonesia belum berazaskan Pancasila dan UUD 1945

(Kalian tau dong kebanyakan Film-film di TV tuh banyakan yang cinta dan Konflik yang gak jelas. terus kemana Nilai Pancasila sebagai landasan Negara??? harusnya lebih di siarkan acara acara yang memiliki nilai pancasila supaya Generasi Muda kita tertanam jiwa Nasionalismenya, bukan acara yang Alay yang membuat Generasi muda kita hancur)

  • Regulasi dan Indikator perfilman sudah baik namun dalam penyajiannya masih salah

(Kalian pasti tau dong tugas KPI & LSI harusnya Instansi tersebut lebih mengawasi tentang penyiaran di Negri kita agar konten yang ditampilkan tidak meleset dari Azaz penyiaran.)

  • Tidak mengedukasi untuk anak-anak di bawah umur

(kalau yang ini lebih ke acara TV yang sekarang kebanyakan konten menampilkan Hal-hal yang Negatif yang tidak sesuai Fakta alias hanya karangan Fiktif belaka dari sipengarang.)

  • Sensor yang di berikan tidak berimbang

(wah bahaya nih kalo berbicara Sensor soalnya orang ciuman di blur tapi kok orang berantem, tonjok tonjokan malah ditayangin?)

  • Film yang masih di import

(coba kalian liat tayangan TV sekarang dah banyak banget loh Film Seri dari luar mulai dari Korea, India, Turki. kebayang dong kalo semua Film dari luar Negri??? artis kita mau makan apa nanti kalo kerjaannya di ambil sama Aktor luar yang lebih gateng dan Cantik. hahahahha)

  • Banyak program TV yang tidak jelas dan tidak memiliki nilai moral

(sama kaya yang diatas kalo Pemeran Protagonis Baiknya udah kaya Dewa semua dia punya tapi giliran Antagonis Jahatnya lebih dari Iblis. hati hati loh kebanyakan sih niru loh??? contoh : pemeran Antagonis nuangin minyak di lantai biar si protagonis Kepeleset terus mati!!! tapi kayanya ga mungkin deh soalna kalo mati sinetronnya gak laku lagi hahhahahaha, hati-hati kalo sampai ditiru sama ABG-ABG yang masih labil gimana? gak kebayang kalo sampe ada yang meninggal gara-gara niru adegan di Sinetron.)

  • Media menjadi bahan pencitraan kapitalis

(You know what I mean ??? )

  • Banyak program tv hiburan yang konteksnya “membully”

(ini yang bahaya sampe sampe kebawa dikehidupan nyata banyak orang suka ngeledekin temennya lantaran di TV juga begitu, ada yang di getok make Gabus, dilempar bedak, jambak jambakan. Aduh ngeri ngebayanginnya.)

  • Semakin sedikitnya program tv untuk anak-anak di bawah umur

(bisa kita lihat sekalinya ada Peran anak Kecil tapi disitu konflik orang dewasanya yang dominan, aduh kasian adik adik kita yang di SD nontonnya Film gituan terus) HARAPAN DAN SARAN Industri Perfilman o Industri perfilman harus lebih menjunjung tinggi nilai Pancasila dan UUD 1945 o Lebih berkontribusi dalam membangun bangsa melalui perfilman Indonesia o Meningkatkan program tv yang mengedukasi bagi masyarakat o Berisi tentang kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat di Indonesia o Lebih banyak film berkualitas bagi anak-anak di bawah umur o Program tv harus lebih kreativ dan baik o Kurangi meniru program tv/film yang sudah ada (plagiat) o Lebih selektif dalam memilih pemeran atau artis yang lebih berkualitas , tidak hanya bermodal tampang tetapi menjunjung tinggi dalam etika dan attitude • Pemerintah o Lebih selektif lagi dalam menanyangkan film atau program tv o Berikan sanksi yang tegas kepada media yang melanggar UU perfilman an penyiaran o Lebih mendengarkan aspirasi masyarakat o Sebarkan bioskop bersubsidi secara merata di Indonesia o Lebih mendukung perfilman Indonesia agar menumbuhkan rasa nasionalisme o Lebih tegas dan bijaksana dalam menanggapi isu-isu yang beredar • Masyarakat o Jadilah konsumen yang cerdas o Orang tua lebih mendampingi atau membimbing anak dalam memilih program tv o Menonton tayangan tv sesuai dengan usia o Jangan terlalu banyak menonton film yang tidak mendidik , perbanyaklah melakukan kegiatan sosial atau membaca buku o Berkontribusi dalam perfilman Indonesia o Jangan hanya mengkritik , cobalah untuk berapresiasi o Jadilah lembaga sensor bagi diri sediri


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page