Mengenal sosok S.K trimurti
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa yang terjadi, entah berbentuk benda ataupun ingatan dari dalam diri manusia. Sejarah merupakan hal yang harus diingat dan akan menjadi sebuah kenangan yang berarti bagi seseorang yang merasakannya.
Dalam perjuangan menghadapi kemerdekaan ada tokoh tokoh yang membantu, termasuk tokoh perempuan yaitu S.K. Trimurti. S.K. Trimurti lahir di Boyolali pada 11 mei 1912, ayahnya bernama R.Ng, Salim Banjaransari Mangunsummo dan ibunya bernama R.A. Sapariten Mangunbisomo. Sekolah dasar ditempuhnya di sekolah ongko loro lalu atas kehendak ayahnya ia melanjutkan ke sekolah ke guru perempuan dengan studi selama 4 tahun. Setelah lulus dengan nilai memuaskan ia menjadi seorang guru di sekolah latihan, namun karena tidak betah di lingkungan sekolah latihan maka ia berpindah mengajar di sekolah ongko loro dan karena tidak betah lagi ia berpindah di meijessschool di banyumas. Dan sekolah inilah yang yang menjadi pintu gerbang pertama bagi S.K. trimurti untuk mengenal organisasi terutama Partindo.
S.K trimurti dikenal sebagai seorang wartawati, tulisannya tajam dan cenderung berani sehingga menimbulkan kecurigaan pemerintah belanda. Dan bagi trimurti pers merupakan senjata ampuh untuk mengorbankan semangat kemerdekaan, kebebasan berkespresi dan kaum-kaum tertindas terutama perempuan. di tengah tekanan para penjajah walaupun usaha surat kabarnya harus gulur tikar bahkan ia pernah dipenjarakan oleh Belanda pada tahun 1936 di penjara wanita, di Bulu Semarang karena menyebarkan pamflet anti penjajah. Pada tahun 1938 ia menikah dengan sayuti melik dan bersama sama berjuang demi kemerdekaan namun karena tulisan-tulisannya dianggap membahayakan pemerintah kolonial, trimurti di penjarakan lagi pada tahun 1939 -1943.
Bagi S.K Trimurti Soekarno adalah guru yang sangat ia panuti, Soekarno adalah sebagai sosok nasionalis yang amat dikenal pada masa pergerakan, pengaruh ajaran Soekarno merupakan arah tombak bagi S.K Trimurti untuk membela semangat dan berani berjuan melawan penjajah. Menjelang jepang datang S.K Trimurti diciduk dan ditawan oleh belanda karena dianggap sebagai pihak yang membela jepang, namun ia juga ditahan oleh jepang Karen anti jepang.
Pada saat memasuki kemerdekaan ia menjadi saksi dalam rapat BPUPKI dan mendesak sebagai kaum muda untuk memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan di Proklamirkan ia juga menyebarkan berita kemerdekaan di daerah-daerah. Dan ia dipercaya menjadi menteri perburuhan di dalam kabinet Amir Sjarifudin 1 dan kabinet Amir Sjarifudin II, setelah itu ia menjadi Anggota Dewan Nasional RI, pada tahun 1956 ia memimpin gerakan wanita sedar (Gerwis) dalam kesibukannya pun ia tetap menuangkan hasil tulisan tulisan mengenai rakyat miskin dan perempuan. Tahun 1980 ia ikut menandatangani 50 petisi melalui petisi tersebut ruang geraknya menjadi sempit dan kemampuannnya mulai berkurang. Namun semangatnya tetap ada. pada tahun 2008 ia meninggal.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dengan laki-laki semua mempunyai semangat yang sama, sama seorang manusia dan bahwa sejarah Indonesia bukan hanya milik laki-laki namun juga milik perempuan, milik bangsa Indonesia
Daftar Pustaka : Azimah, I. (2016) S.K. Trimurti: Pejuang peremuan Indonesia. Jurnal sejarah dan budaya vol 10(1). 45-53.