Berawal dari lomba 17 Agustus !!!
Berawal dari lomba 17 Agustus !!!
Kemeriahan hari kemerdekaan sedang dirasakan di seluruh pelosok negeri ini, semua ikut berpartisipasi mengikuti berbagai macam perlombaan , mulai dari perlombaan yang sejak dahulu sudah pasti menjadi menu wajibnya seperti lomba balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku ke botol, lomba mengeluarkan koin dengan mulut dari semangka yang berlumuran oli, lomba panjat pinang, dan lain sebagainya dan sekarang lomba 17 agustusan mulai bervariasi sehingga baik ibu-ibu , bapa-bapa, anak-anak bahkan remaja bisa mengikuti lomba. Moment tersebut selalu terasa di kampung kami, dan hari ini keseruan hari kemerdekaan yang tak terasa sudah menginjak umur ke 71 di kampung kami semakin meriah saja. Kampung kami terletak di dekat kecamatan Ciledug kabupaten Cirebon.
Suara gaduh terdengar dari luar rumah
“Aduuh ribut amat dah !!!” teriakku sambil mengatur kembali posisi tidurnya dan menutupi telinganya dengan bantal.
Suara semakin riuh karna keramaian diluar yang sedang merayakan 17 agustus-an.
Aku pun beranjak dari tempat tidur sambil mengikat rambutku yang panjang lurus, setelah melihat keadaan diluar aku pun tidak heran mengapa bisa segaduh ini ternyata hari ini tanggal 17 agustus, mana lagi perlombaan diadakan di dekat rumahku yang kebetulah dekat dengan kecamatan
“Hoalah, aku lupa ternyata sekarang tanggal 17 ya, pantesan !!!” gumalku sambil jalan menuju meja makan
Mamah datang menghampiriku sambil menyiapkan sarapan di meja
“Kamu kenapa Fika? Kok pagi-pagi mukanya udah kesel begitu?” Tanya mamah
“Ini mah….., aku kan masih ngantuk, suara diluar ribut banget bikin aku gak bisa lanjut tidur” ujarku kesal
“Yah dikirain mamah kenapa, ya wajar lah sayang, kan emang setiap tahunnya pasti begini, jarang – jarang kampung kita bisa serame ini kalau bukan acara besar seperti ini” ucap mamah menenangkanku
“iya sih, tapi ……akh yaudah lah gak usah dibahas lagi” jawabku sambil menatap makanan di depan matanya
“wiih muantap nih kayanya” Ucapku sambil bergegas untuk memulai melahap sarapannya
“Ekh….. jangan lupa berdoa dulu” Ucap mamah sebelum makanan masuk ke mulutku
“Oh iya, hehe” Jawabku dan langsung berdoa agar aku bisa cepat memakan sarapan ini.
“Btw kamu gak mau ikutan lomba?” Tanya mamah
“Nggak akh mah, males” jawabku sambil tetap menguyah makanannya
“Ekh kok ngomongnya gitu, seenggaknya kamu harus ikut meramaikan moment kemerdekaan Indonesia seperti ini “ Ucap mamah
“Duh iya mah iya…” ujarku agar mamah tidak terus mengomel walau sebenarnya aku tetap enggan mengikuti lomba-lomba begituan.
Perkenalkan, namaku Fika, begitulah orang-orang memanggilku. Aku baru saja lulus SMA, problema yang aku haddapi sekarang ialah aku yang belum tau mau melanjutkan kuliah kemana, sebelumnya aku sudah mengikuti SNMPTN tapi gagal, mungkin aku akan mencoba jalur SBMPTN atau kalau nggak berhasil juga aku mau daftar di salah satu Universitas Swasta, tapi aku juga belum tau mau daftar kimana, berhubung hari ini 17 Agustus aku bisa melupakan tentang hal tersebut sejenak.
Tuk…tuk…tuk
“Siapa tuh…. kayanya ada yang ketuk pintu, coba lihat nak !” Ujar mamah
“Iya mah” jawabku
Fika bergegas menuju pintu dan melihat ternyata itu suara ketukan pintu dari teman-temannya
“Kalian? Tumben? Ngapain kesini?” Ujarku
“Yaelah Fika, suruh masuk kita dulu napa baru nanya-nanya” ucap salah satu temanku
“Iya, masuk-masuk!! Jawabku
Semua teman-teman masuk dan berkumpul di kamarku seperti biasa.
“Ekh Fika, ikutan lomba yuk !!” ajak Winda salah satu temanku yang cerewet nya minta ampun
“Akh lomba apaan, males” jawabku
“Dari pada dirumah nggak ngapa-ngapain iya nggak temen-temen” seru Winda
“Iya nih ayo, buat seru-seruan” ajak teman-teman
“kalian aja deh, iya yah” mohonku
“Ayolah .. yuk “ ajak temannya
Walaupun libur begini, aku dan teman-temanku masih sering bertemu, rumah kami kebetulan berdekatan walaupun libur seperti ini kami masih intens untuk bertemu satu sama lain, selama 3 tahun belakangan kita berlima selalu bersama, berhubung kami baru lulus SMA mungkin kita tidak bisa dekat lagi seperti biasanya, kami harus elihat kedepan.
Hanya aku dan winda yang masih bingung mau melanjutkan kuliah dimana sedangkan temanku ada yang memutuskan untuk kerja, ada yang sudah mendaftar di jurusan keperawatan, dan satu lagi melanjutkan kuliah di Jakarta mengikuti keluarga yang kebetulah dipindahkan dinasnkan ke Jakarta.
Setelah lama teman-teman mengajakku, akhirnya akupun setuju untuk mengikuti lomba bersama teman-teman.
“Aku mandi dulu tapi, kalian tunggu dulu disini!!!” ujarku sambil bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai bersiap-siap aku dan teman-teman bergegas menuju lapangan tempat lomba, namun sesampainya di lapangan, aku hanya diam saja tidak bersemangat melihat perlombaan.
Dan ternyata salah satu temanku yang melihat aku tidak bersemangat malas-malasan, otak jail mereka berpikir untuk mengerjai aku, mereka berunding tanpa sepengetahuanku dan akhirnya mereka sepakat untuk mendaftarkanku ke salah satu perlombaan.
(Suara panitia 17 agustus)
___“Baiklah, sekarang kita ke perlombaan selanjutnya, yaitu lomba Joget Balon.
Saya bacakan lagi peraturannya ya, perlombaan ini akan diikuti oleh satu pasangan pria dan wanita, yang dimana balon akan diletakkan di antara kedua dahi pasangan peserta, dan perlombaan ketika musik mulai diputar, pasangan peserta wajib berjoget mengikuti irama musik dengan mempertahankan agar balon tidak jatuh dan kepala mereka.
Oke, baiklah kita panggillkan pasangan peserta satu persatu.
Pasangan pertama, Winda dan Sulardi.
Selanjutnya pasangan Kikan dan Reno
Nisa dan Beni, Septi dan Wendy, Lia dan Reyno, Mia dan Hans, dan yang terakhir Fika dan Agus.”___
“Ekh fik, nama kamu dipanggil tuh” ucap salah satu temanku
“Apaan aku kan gak daftar lomba apapun, ngarang aja nih” ketusku
“Yaelah ngapain aku boong, jelas-jelas nama kamu tadi dipanggil, sana Fik” ucap Winda
Aku sadar bahwa namaku dipanggil tapi aku tidak merasa mendaftarkan diriku ke perlombaan.
“Udah sana lu Fik ikutan, aku juga ikutan kok, tadi aku bareng temen-temen daftarin nama kamu di lomba ini” Seru Winda
“Iya nggak temen-temen? Hahahaha” Lanjut Winda
Semua temannya tertawa lepas mengerjaiku
“Aduhh pada jail amat dah, aku kan males ikut-ikut begituan” ketusku
“Udah ikut aja sono” sahut teman-teman serempak
Akhirnya aku masuk ke area perlombaan itupun karna didorong-dorong oleh teman-temannya.
__“Baiklah. Mari kita mulai perlombaan ini berhubung semua pasangan peserta sudah kumpul semua”__
Aku dipasangkan dengan laki-laki bernama Agus, yang sebelumnya kami belum pernah bertemu satu sama lain, perasaan segan satu sama lain mulai mengelimuti kami berdua, dan ternyata nasib Agus sama sepertiku, ia dipaksa mengikuti perlombaan oleh teman-temannya.
Aku memang dikenal dengan Fika yang bisa diandalkan untuk lomba seperti ini karna aku paling pinter joget apabila aku dan teman-temanku sedang asyik memeriahkan acara kondangan di kampung kami.
Dan aku mulai menyampingkan kemalasanku awalnya dan mulai asyik mengikuti lomba, karna aku yang asyik joget pasanganku pun harus menyeimbangiku dengan bergoget pula agar balon yang ada diantara dahi kami tidak terjatuh. Kalau bisa dibilang aku sempat ingin tertawa melihat joget si Agus, hahaha.
Dan pas pengumuman pemenang ternyata aku dan Agus terpilih menjadi pasangan yang paling lama mempertahankan bola agar tidak jatuh sambil berjoget. Dan kami berdua disuruh menuju tempat panitia untuk menerima hadiah.
Akupun dan Agus kegirangan tidak menyangka bahwa kami memenangkan lomba ini, kami berbagi kebahagiaan bersama dengan memberi dukungan satu sama lain.
“Kalau dipikir-pikir seru ya tadi jogetnya, lincah banget kamu” seru Agus kepadaku
“Ya udah terlanjur masuk lomba,sayang kan kalau gak dapet apa-apa” jawabku sambil tertawa
“Hahaha, kamu ya” seru Agus
“Kamu juga tadi lumayan jogetnya” sanggahku
“Hahaha aku ikut sih awalnya Cuma bertahan supaya balonnya gak jatuh aja dengan ditambah goyangan badan sedikit hahaha, aku awalnya males, Cuma ngeliat kamu, aku jadi ikut-ikutan antusias buat joget”
Kami terus saja membicarakan lomba yang baru saja kami menangkan, siapa yang sangka kalau karna lomba joget balon itu, teman-teman agus dan teman-temanku menjadi akrab satu sama lain, setelah lomba selesai kami menuju tempat tongkrongan bareng temen-temen Agus, kami asyik becanda satu sama lain.
Agus yang kebetulan duduk disebelahku, kami akhirnya banyak mengetahui satu sama lain. Agus yang orangnya ternyata enak diajak ngobrol, easy going dan seru diajak bercanda membuat kami nyaman satu sama lain. Dan Agus ternyata hanya menghabiskan liburannya beberapa minggu di kampung kami, tidak heran wajahnya tampak asing di kampung kami.
Semejak hari itu kami pun semakin dekat, awalnya kami pergi main kumpul bareng dengan teman-teman kami, namun setelah itu kami suka jalan dan main berdua. Masih tersisa beberapa minggu lagi sebelum Agus pulang.
Sabtu siang yang kebetulan kami sedang jalan bareng ke kota dan kami singgah di salah satu café.
“Fika, beberapa hari lagi aku pulang ke bogor, sedih kalau diingat-ingat kita gak akan bisa seperti ini lagi” Ucap Agus
“Oh iya, kamu bentar lagi pulang ya? Hemm, tapi mau gimana lagi kamu harus tetep balik” Sahutku
“Btw kamu udah kepikiran mau lanjut kuliah dimana?” Tanya Agus
“Aku belum tau nih gus, masih bingung, banyak pilihan” jawabku bingung mau bilang apa lagi
“Kamu sih enak gus udah keterima di IPB, jadi gausah bingung-bingung lagi kaya aku” Lanjutku
“Iya tapi kamu harus tetep semangat dan berjuang supaya kamu bisa kuliah sesuai dengan bakat dan minat kamu. Oh ya aku pengen kita ketemu lagi tahun depan dan berbagi cerita tentang perkuliahan kita masing-masing” ucap Agus
“Hahaha, iya deh ya, janji aku pasti kuliah di Universitas yang sesuai dengan bakat dan minat aku” seruku bersemangat
“Berarti tahun depan kamu bakalan datang kesini lagi?” lanjutku
“Iya 17 Agustus berikutnya aku bakalan datang lagi ke kampung ini dan akan ada yang mau aku katakan kepadamu nanti” ucap Agus
“Wah kita bakalan bisa ketemu lagi, tapi kamu mau bilang apa emang?” seruku
“Kalau kamu penasaran, tunggu aku di 17 Agustus berikutnya” Seru Agus
Tiba dimana Agus harus pulang ke Bogor, tinggal aku dan rutinitasku seperti biasa di kampung ini, namun aku yang berbeda aku harus fokus untuk masuk ke Universitas pilihanku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setahun kemudian seperti yang dijanjikan oleh Agus dia datang lagi ke kampung ku dan dia langsung menghampiriku dan mengatakan apa yang ingin dia katakan, ternyata dia mengatakan perasaannya terhadap aku, dan akhirnya kami memustuskan untuk berpacaran, dan aku pun memberi kabar kepadanya bahwa aku sekarang masuk di Universitas Gunadarma jurusan Psikologi.
END